Bencana Terus Terjadi, Berapa Lama Bumi Masih Mendukung Kehidupan?
![Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana lambat ini, lahar panas mengalir turun dari kawah Gunung Merapi seiring aktivitasnya berlanjut sejak otoritas geologi setempat menaikkan tingkat kewaspadaan gunung berapi tersebut ke level tertinggi kedua pada bulan November, di Sleman, Indonesia, Sabtu pagi, 9 Januari 2021.](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/5er84dq9j4.jpg)
RUANG TEKNO -- Bumi tempat kita bernaung sepertinya sudah semakin renta. Gempa bumi, letusan gunung, banjir, dan kekeringan semakin sering saja terjadi dengan kualitas yang lebih mengerikan. Mereka merenggut banyak kebahagian, pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Baru-baru ini, BNPB merilis total kematian akibat gempa Cianjur, Jawa Barat melewati angka 320 orang.
Semua yang hidup pasti akan menemui kematian. Tapi, kepunahan massal adalah sesuatu yang lain, Tuhan pun merahasiakannya kepada manusia. Karena itu, perlu juga kita mencari tahu apa kata ilmu pengetahuan soal umur Bumi kita tercinta ini? Seberapa lama ia mampu menampung oksigen dan semua kebutuhan yang diperlukan untuk kehidupan. Bahkan, keberadaan Bumi sendiri akan sampai kapan!
Sebuah studi baru menghitung, selama bencana nuklir, asteroid yang menyimpang, atau bencana lain tidak mengganggu, Bumi dapat terus menampung kehidupan setidaknya selama 1,75 miliar tahun lagi. Tetapi, bahkan tanpa skenario kiamat yang dramatis, kekuatan astronomi pada akhirnya akan membuat planet ini tidak dapat dihuni.
Di suatu tempat antara 1,75 miliar dan 3,25 miliar tahun dari sekarang, Bumi akan melakukan perjalanan keluar dari zona layak huni tata surya dan masuk ke "zona panas". Begitu mengerikan, walaupun kita, para pembaca yang budiman, sudah tidak ada lagi di antara dua waktu tersebut. Ayo lanjut...
Zona selamanya ditentukan oleh air. Di zona layak huni, sebuah planet (baik di tata surya ini atau planet asing) berada pada jarak yang tepat dari bintangnya untuk memiliki air cair. Lebih dekat ke matahari, di zona panas, lautan seperti yang lihat di bumi akan menguap. Tentu saja, kondisi kehidupan yang kompleks, termasuk manusia, tidak akan dapat dipertahankan sebelum Bumi benar-benar memasuki zona panas.
Namun perhatian utama para peneliti ini adalah pencarian kehidupan di planet lain, bukan memprediksi garis waktu akhir semua kehidupan. Evolusi kehidupan kompleks di Bumi menunjukkan bahwa proses tersebut membutuhkan banyak waktu.
Sel sederhana pertama kali muncul di Bumi hampir 4 miliar tahun yang lalu. "Kita memiliki serangga 400 juta tahun lalu, dinosaurus 300 juta tahun lalu, dan tumbuhan berbunga 130 juta tahun lalu," kata ketua peneliti, Andrew Rushby dari University of East Anglia di Inggris, dalam sebuah pernyataan.
Manusia modern secara anatomis baru ada selama 200 ribu tahun terakhir. "Jadi Anda dapat melihat bahwa dibutuhkan waktu yang sangat lama bagi kehidupan berakal untuk berkembang," kata Rushb.
Rushby dan rekan-rekannya mengembangkan alat baru untuk membantu mengevaluasi jumlah waktu yang tersedia untuk evolusi kehidupan di planet lain, sebuah model yang memprediksi waktu yang dihabiskan sebuah planet di zona layak huni. Dalam penelitian yang diterbitkan pada 18 September 2021 di jurnal Astrobiology, mereka menerapkan model tersebut ke Bumi dan delapan planet lain yang saat ini berada di zona layak huni, termasuk Mars.
Mereka menghitung bahwa masa hidup zona layak huni Bumi adalah selama 7,79 miliar tahun. Hingga hari ini, Bumi diperkirakan telah berusia sekitar 4,5 miliar tahun. Sementara itu, planet-planet lain memiliki masa hidup zona layak huni mulai dari 1 miliar tahun hingga 54,72 miliar tahun.
"Jika kita perlu pindah ke planet lain, Mars mungkin pilihan terbaik kita," kata Rushby.
"Itu sangat dekat dan akan tetap berada di zona layak huni hingga akhir masa hidup matahari, 6 miliar tahun dari sekarang."
Sumber: LiveScience
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/bb0bfb80dfea8ba1912626031870d698.png)